Dalam meniti perjalanan hidup sebagai Da'ie, yang penuh dengan harapan dan cita-cita yang tinggi; menjadikan bumi ini sebagai tempat 'Ustaziatul 'alam, kita sering bergerak laju umpama shikansen, kereta api terpantas. Susah betul hendak berhenti!
Tapi, adakah cara kita menyentuh hati-hati penumpang seperti layanan yang disediakan oleh shinkansen tadi? Adakah lebih baik dari itu?
Namun, walaupu kita sudah menyediakan dan berusaha menyentuh hati-hati itu, sering juga ada yang merungut dan berdolak-dalik, penuh seribu satu kecerewetan dan alasan, atas layanan kita kepada mereka.
Ya, hati-hati mereka bukanlah milik kita. Mereka bukan boneka. Mereka bukan akan sentiasa tunduk pada kebaikan yang kita curahkan. Hati-hati mereka juga bukan milik mereka. Pemilik hati-hati itu hanya yang satu. Dia-lah yang memegang setiap hati-hati manusia. Dia-lah yang membolak-balikkan hati-hati manusia.
Usaha kita, itu yang menjadikan kereta api kita berjalan lancar. Biar sebanyak manapun penumpang-penumpang menebar onar dan cabaran dengan pelbagai karenah.
Betapapun kita mengharap dan mencurahkan segala kepada mereka, jika Pemilik hati masih belum mengizinkannya, maka tiada yang berubah.
Mohon. Ya, kita selalu perlu menghantar surat permohonan, agar diperkenan perjalanan kereta api kita lebih lancar dan tenang, kekuatan kita bertambah dan kesabaran kita meningkat dalam menyantuni penumpang kita. Kepada? Pemilik hati itu. Dia-lah yang sedia mendengar. Dia-lah yang sedia memperkenan. Dia-lah yang menanti-nanti pengaduan kita. Dia-lah yang MAHA PENgaSIH dan MAHA PENYAYANg.
Jangan nanti, hati kita yang berbolak-balik.
Moga hati kita ditetapkan dalam jalan ini.amin.
No comments:
Post a Comment